Beberapa expert bahkan WHO memiliki pandangan berbeda dalam usaha pencegahan pandemi Corona COVID-19 khususnya mengenai penggunaan masker. WHO mengatakan bahwa tidak perlu menggunakan masker dan yang perlu menggunakan masker hanyalah yang sedang sakit atau berhubungan langsung dengan penderita Covid-19. Menteri kesehatan dan pemerintah pun awalnya mendukung hal ini.
Namun di sisi lain beberapa negara di Eropa sudah meminta warganya untuk menggunakan masker dalam bepergian untuk mencegah penyebaran virus ini. Apalagi negara Tiongkok, sejak awal sudah menjadi hal yang wajib untuk menggunakan masker khususnya di area zona merah.
Penggunaan masker diwajibkan oleh karena masker dapat membantu menyaring partikel udara yang terhirup. Baik bakteri, kuman bahkan virus sekalipun dapat tersaring dengan baik jika menggunakan masker medis. Selain itu masker juga memcegah penyebaran virus atau kuman dari pengguna masker dengan menangkap cairan yang keluar dari hidung atau mulut pengguna.
Sehingga setelah virus corona dinyatakan secara resmi sebagai pandemi global, harga masker medis (surgical mask) semakin meningkat lagi. Dari sebelumnya hanya seharga 20-30 ribu per kotaknya (isi 50 masker), naik menjadi 50-100 ribu perkotaknya. Kemudian sejak pemerintah memberitakan secara resmi bahwa penderita virus corona sudah ada di Indonesia, harga masker langsung melambung lagi menjadi 250-350 ribu rupiah per boxnya. Itupun tetap susah didapatkan dan banyak penipu berkeliaran.
Oleh karena itu, banyak masyarakat yang mencari alternatif lain dari masker medis. Sehingga mari kita kenali lebih jelas dahulu jenis masker untuk mengetahui masker mana yang tepat untuk kita gunakan:
1. Surgical Mask (Masker Medis 3-Ply)
Ini adalah masker yang digunakan team medis professional ketika bekerja sehari-hari. Masker ini terdiri atas 3 lapisan yang berfungsi untuk menyaring virus, bakteri, kuman dan partikel-partikel berbahaya lainnya. Selain itu lapisan dalamnya juga anti air sehingga jika penggunanya sakit, ketika bersin atau batuk maka droplet atau cairan yang dikeluarkan dari mulut dan hidung dapat tertahan di masker. Masker ini dapat menyaring hinggal 95% partikel dengan ukuran sekecil 0,3 micrometer. Masker ini hanya bisa digunakan sekali dan tidak dapat dicuci. Bahkan rekomendasi untuk para petugas medis adalah mengganti masker ini setiap 4 jam sekali.
2. Masker N95
Masker ini dibuat khusus untuk tidak hanya menyaring partikel, kuman dan virus berbahaya namun memang dibuat mengikuti bentuk wajah dan menempel dengan rapat di wajah. Sering kali masker N95 ini memiliki filter yang bisa diganti. Masker ini lebih aman lagi dari masker medis biasa, karena bentuknya yang rapat dan lebih solid dalam menutupi wajah. Namun tentu saja penggunaannya lebih melelahkan karena lebih sesak dalam bernafas dan menekan wajah lebih ketat.
3. Masker Kain Non-Medis
Masker kain umumnya terbuat dari bahan polyester, katun, woven atau kain lainnya yang kebanyakan memiliki karakter anti bakterial. Masker kain masih kalah efektik jika dibandingkan masker bedah dan masker respirator N95, dalam menyaring debu, bakteri, dan partikel yang ukurannya sangat kecil seperti virus Corona.
Namun kelebihan masker kain adalah dapat dicuci dan digunakan berulang-ulang. Sehingga harganya lebih terjangkau dan mudah didapat masyarakat umum.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan
"Masker kain terbuat dari dari kain minimal 3 lapis yang dapat digunakan oleh masyarakat dan bila sudah basah bisa diganti. Pengguna masker ini bukan hanya untuk individu sendiri tetapi juga bisa diberikan kepada orang lain sebagai bentuk solidaritas karena ingin melindungi diri dan orang lain"
(Berkas ini berasal dari cnbcindonesia.com dengan judul "Ini 3 Jenis Masker Buat Lawan Corona, Masker Kain Juga?")
Walau tidak seefektif masker bedah atau masker N95 dalam menangkal virus Corona, masker kain masih lebih baik daripada tidak mengenakan masker sama sekali, asalkan cara pakainya benar.
Perlu diingat juga bahwa masker kain walaupun bisa dicuci, tidak berarti bahwa dapat digunakan sampai ratusan kali. Kebnyakan produsen menyarankan untuk hanya mencuci 10-20 kali. Ditakutkan jika sudah kebnyakan dicuci maka lapisan menjadi tipis sehingga tidak maksimal dalam menyaring. Sehingga agar masker kain dapat berfungsi seoptimal mungkin untuk menangkal virus Corona, lakukanlah beberapa tips berikut ini:
- Pilih masker yang sesuai dengan ukuran wajah dan dapat menutup mulut, hidung, dan dagu Anda.
- Cuci tangan sebelum mengenakan masker, lalu kenakan masker pada wajah dan selipkan talinya di belakang telinga atau ikat tali masker di belakang kepala dengan erat agar masker tidak longgar.
- Hindari menyentuh masker kain saat sedang dipakai. Jika ingin memperbaiki posisi masker kain yang berubah atau longgar, cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh masker.
- Setelah selesai digunakan, lepaskan masker kain dengan hanya menyentuh tali pengait atau pengikatnya, lalu segera cuci masker kain dengan air bersih dan deterjen atau rebus masker di air mendidih dengan suhu minimal 130 derajat Celsius.
- Segera ganti masker kain apabila sudah tipis, robek atau rusak.
(Berkas ini berasal dari alodokter.com dengan judul "Cara Menggunakan Masker Kain untuk Mencegah Infeksi Virus Corona")
Dari ketiga masker ini, tentu saja bahwa diambil kesimpulan bahwa masker terbaik untuk mencegah penyebaran virus corona adalah masker medis. Masker ini tidak hanya efektik untuk menyaring virus atau bakteri yang masuk, masker ini juga menyaring bakteri atau virus dari sang pengguna. Tetapi karena keadaan yang sulit untuk mendapatkan masker medis tersebut (bahkan petugas medis kesusahan mendapatkan stok masker medis), disertai harga masker medis yang sangat tinggi, sehingga sebaiknya untuk kita memilih menggunakan masker kain. Tetapi umumnya apapun pilihan masker kamu, berikut cara penggunaan masker yang tepat:
Cara Memakai Masker
- Pastikan untuk menggunakan masker yang sesuai dengan ukuran wajah Anda, tidak kekecilan atau kebesaran.
- Selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer sebelum menggunakan masker.
- Perhatikan sisi masker. Biasanya masker memiliki warna hijau dan putih. Sisi hijau merupakan bagian luar sehingga sisi warna putih yang menempel pada kulit Anda.
- Letakkan garis kawat pada masker di bagian hidung Anda. Jika Anda menggunakan masker tali, ikat tali bagian atas pada kepala bagian ubun-ubun. Lalu, tarik tali bagian bawah hingga masker menutupi dagu, kemudian ikat tali di leher Anda.
- Jika Anda menggunakan masker karet, Anda hanya perlu mengikat karet ke bagian telinga.
- Setelah masker terpasang, cubit garis kawat agar mengikuti bentuk hidung Anda sehingga tidak tersisa celah antara masker dan wajah Anda.
- Panjangkan bagian bawah masker hingga menutupi dagu. Pastikan masker Anda menutupi hidung, mulut, hingga dagu.
- Jangan menyentuh masker, apalagi jika Anda belum mencuci tangan.
Cara Melepas Masker
- Cuci tangan terlebih dulu sebelum melepas masker.
- Pastikan tidak menyentuh sisi masker Anda, apalagi sisi luar karena di situlah tempat berkumpulnya kuman.
- Untuk masker tali, lepaskan tali bawah terlebih dulu kemudian tali atas. Untuk masker karet, tarik karetnya dari telinga Anda.
- Robek masker, agar tidak didaur ulang, lalu buang ke tempat sampah.
(Berkas ini berasal dari Kompas.com dengan judul "Cegah Penyebaran Corona, Pahami Cara Pakai Masker yang Benar")